Minggu, 05 April 2009

MENGENAL TIKUS


Tikus sebagai hewan rodentia merupakan mahluk yang paling sukses dalam beradaptasi di berbagai lingkungan, baik lingkungan yang nyaman maupun di lingkungan paling ekstrim sekalipun, seperti di daerah kering, kotor dan tandus. Di daerah pemukiman tikus hidup dan bersarang di perumahan, di gudang-gudang tempat penyimpanan bahan pangan, di gedung-gedung perkantoran, di daerah perdagangan, hotel-hotel serta tempat rekreasi , dan dalam industri pangan maupun industri manufaktur.


Di tempat-tempat tertentu keberadaan hewan itu sudah tidak dapat ditolelir lagi karena kerugian yang disebabkan oleh hewan ini sangat berarti. Penyusutan bahan karena dimakan oleh hewan ini serta terjadinya kehilangan dan kerusakan telah dilaporkan dapat mencapai lebih dari lima persen. Kerusakan akan lebih parah lagi karena selain memakan bahan makanan tersebut, secara bersamaan tikus dapat menimbulkan kontaminasi dan mengotorinya dengan kotoran, urine, dan bahkan bangkai dari tikus tersebut yang mati di tempat tertentu akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut sangat berarti seperti di daerah perdagangan/ supermarket, hotel-hotel berbintang, daerah industri pangan, dan bahkan di daerah pemukiman yang sangat mementingkan kenyamanan dan kebersihan. Hal yang menarik lagi adalah pada daerah perkantoran yang berbentuk gedung bertingkat maupun pada beberapa pabrik, tikus ini telah merusak alat maupun kabel-kabel listrik sehingga menimbulkan bahaya rawan terjadinya kebakaran akibat hubungan arus pendek dari arus listrik yang ada.

Kerugian yang sangat berarti dalam kaitannya dengan kesehatan penduduk setempat adalah bahwa tikus dapat berperan sebagai vektor beberapa penyakit menular. Penyakit yang ditularkan oleh tikus secara umum dikenal sebagai zoonosis yaitu penyakit infeksi yang ditularkan oleh hewan vertebrata kepada manusia pada kondisi alami. Penyakit yang ditularkan oleh tikus adalah penyakit pest (plague), murine typhus, leptospirosis, salmonellosis, lymphotic chorio-meningitis (LCM), rickettsial pox, rat-bite fever, rabies, dan penyakit endoparasit lainnya. Dari beberapa penyakit ini yang paling terkenal dan dapat memusnahkan penduduk adalah penyakit pest. Oleh karena dampaknya yang begitu besar maka apabila tikus tersebut kebetulan membawa penyakit sangatlah berbahaya.


Tikus dikenal merupakan hewan yang pandai dan memiliki rasa kecurigaan yang tinggi terhadap benda-benda baru (neofobia) dan memiliki tingkat kemampuan belajar (learning behaviour) yang tinggi terutama terhadap objek-objek baru. New object reaction” merupakan perilaku spesifik dari tikus terhadap benda-benda yang baru dan ini tentunya terdiri dari sekuen perilaku tertentu pula. Sekuen tersebut terdiri dari bereaksi dengan hati-hati dan sangat perhatian yang mendalam pada objek tersebut tetapi menghindari kontak langsung dengan objeknya. Penghindaran diri dari kontak tersebut dapat dilihat dari seleksi rute pergerakan ketika menghindari objek. Selanjutnya investigasi intensif dengan mencium, mengendus, menyentuh sedikit, evaluasi berulang-ulang dan baru setelah yakin akan mendekati dan menggigit lebih banyak tetapi belum dimakan. Apabila setelah yakin objek tersebut tidak berbahaya maka makanan akan dimakan sedikit demi-sedikit dengan selang waktu penerimaan yang panjang. Apabila menyangkut hal yang berbahaya maka akan ada komunikasi berbentuk “alarm call” sebagai peringatan bahaya pada teman atau anggota grupnya.

Beberapa cara pengendalian berikut ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tikus di lingkungan bangunan gedung:

1. Perbaikan sanitasi dan higienis lingkungan

Kebersihan lingkungan merupakan prasyarat utama agar tikus tidak datang, menetap dan berkembang biak.

2. Pencegahan dan pengendalian secara fisik

Pengendalian secara mekanik dengan membuat pelindung sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, pabrik, gudang dan tempat penyimpanan lainnya.

3. Pengendalian secara kimiawi dengan rodentisida

Rodentisida telah lama dikenal dan digunakan beberapa abad yang lalu seperti Arsenik dan Strychnine. Namun didalam perkembanganya penggunaannya semakin selektif dan berdasarkan bahan yang digunakan dapat terbagi menjadi tiga grup yaitu rodentisida single-dose, rodentisida multiple-dose atau antikoagulan, dan fumigant. Beberapa antikoagulan yang berdaya bunuh cepat dan efektif adalah antikoagulan generasi kedua seperti Bromadiolone, Brodifacoum, Coumatetralyl, Difenacoum, dan Flokumafen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke